Pemijahan Alami
Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara
alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad.
Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah
satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.
GAMBAR CIRI2 INDUK MATANG GONAD
Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan,
siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan
adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya
dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil
pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air
sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang
dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban
tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi
agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah
kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air
untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi
pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan
aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
GBR. PEMASANGAN KAKABAN
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam
kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul
23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus
ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya
proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang
berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat
induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap
oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar.
Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di
kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam
terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan
suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.
GBR. KAKABAN YG DITEMPELI TELUR
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam
menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang
mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa
pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pembesaran
larva.
Demikian ulasan sederhana semoga bermanfaat, lain wktu kita bahas mengenai tehnik pemijahan semi alami.
Semoga sukses kawan ...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar