Kamis, 01 Juni 2017

SYSTEM PEMIJAHAN LELE


SYSTEM PEMIJAHAN IKAN LELE 

ARTIKEL INI SAYA BUAT UNTUK SAUDARA SAUDARA KITA YG INGIN MENGENAL & BELAJAR MEMIJAHKAN LELE......
SEMOGA BERMANFAAT....... 




I.      Sejarah  Lele Sangkuriang

Lele sangkuriang   merupakan keturunan lele dumbo tahun 1985.

A.  Lele Dumbo dan Penurunan Kualitas

Lele dumbo masuk dan di perkenalkan ke Indonesia pada tahun 1985. Sebelumnya, masyarakat Indonesia hanya mengenal lele lokal dengan segala keterbatasan kualitas yang dimiliki jenis lele tersebut. Sejak diperkenalkan, lele dumbo langsung mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
Pasalnya, jenis lele yang didatangkan dari afrika ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan lele lokal, diantaranya tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun dari segi cita rasa, lele lokal masih unggul daripada lele dumbo. Lele lokal memiliki rasa yang lebih gurih dan renyah.
Kehadiran lele dumbo di Indonesia menyebabkan popularitas lele lokal meredup. Perhatian masyarakat beralih ke lele dumbo dan berangsur-angsur menurunkan minat masyarakat dalam membudidayakan lele lokal. Dalam waktu singkat lele dumbo telah menjadi primadona produk perikanan domestik.
Sebagai salah satu produk ikan hasil budidaya, selama bertahun-tahun lele dumbo menempati urutan teratas dari sisi jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi perikanan budidaya nasional lebih dari 10%-nya berasal dari lele dumbo. Tahun 2010 ini, lele dumbo diharapkan menjadi pendongkrak produksi perikananbudidaya dengan target mencapai 38%.
Sayangnya perkembangan budidaya lele dumbo yang terbilang pesat tidak diimbangi dengan pengelolaaninduk yang baik. Akibatnya, lele dumbo yang beredar di masyarakat mengalami penurunan kualitas. Indikasi nyata dari penurunan kualitas tersebut ditunjukkan dengan laju pertumbuhan ikan yang semakin lambat, semakin rentan terhadap penyakit, dan respon terhadap pakan tambahan kian menurun.
Penurunan kualitas lele dumbo diduga disebabkan oleh sering dilakukannya perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah. Akibatnya pemijahan yang dilakukan malah menggunakaninduk yang berkualitas rendah. Akhirnya, semakin lama penurunan kualitas lele dumbo semakin tak dapat dihindari. Hal ini tak pernah disadari oleh sebagian besar pembudidaya lele dumbo yang ada.

B.    Upaya Perbaikan Genetik Lele Dumbo

Penurunan kualitas lele dumbo telah mengundang keprihatinan beberapa kalangan, seperti para pakar perikanan di Indonesia dan terutama pihak Departemen Kelautan dan Perikanan. Sebagai upaya mengembalikan kualitas lele dumbo agar mendekati kualitas ketika pertama kali didatangkan ke Indonesia, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi telah berhasil merekayasa genetik lele dumbo dengan melakukan silang balik (backcross).
Proses silang balik dilakukan dengan mengawinkan induk lele dumbo betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan induk yang dimiliki BBPAT Sukabumi yang merupakan keturunan kedua lele dumbo yang di introduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara itu, indukjantan F6 merupakan keturunan dari induk betina F2, yang juga masih sediaan induk di BBPAT Sukabumi.
Upaya silang balik tersebut konon mulai dirintis sejak tahun 2000. Ternyata, upaya tersebut menunjukkan hasil positif. Benih yang dihasilkan dari induk hasil silang balik tersebut terbukti unggul dan mendekati kualitas benih lele dumbo ketika awal di introduksi ke Indonesia. Selain itu, kemampuan bertelur induk dan daya tetas telur terbilang tinggi.
Singkat cerita, setelah dinyatakan berhasil, lele dumbo hasil silang balik tersebut mulai disosialisasikan dan disebarkan secara terbatas pada tahun 2002 – 2004. Penyebaran awal dipusatkan di daerah Bogor dan Yogyakarta. Ternyata, di kedua daerah tersebut keunggulan lele hasil backcross itu masih dapat di pertahankan dengan baik.
Alhasil, pada tahun 2004, lele hasil silang balik tersebut resmi di lepas secara luas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai komoditas baru ikan lele unggul.
Lele dumbo hasil silang balik tersebut kemudian diberi nama lele sangkuriang. Konon, nama tersebut dipilih karena terinspirasi oleh cerita rakyat Jawa Barat tentang kisah asmara Sangkuriang dengan ibu kandungnya sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Persilangan balik ini memang mirip dengan kisah sangkuriang, yakni induk lele betina disilangkan dengan induk jantan yang masih keturunannya.

 

               II.     Morfologi  & Habitat Ikan Lele








Klasifikasi Ikan Lele :
  • Phylum           : Chordata
  • Kelas               : Pisces
  • Subkelas        : Teleostei
  • Ordo               : Ostareophyci
  • Famili              : Claridae
  • Genus                        : Clarias
  • Spesies           : Clarias sp.

A.   Morfologi
           
Lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir dan tidak bersisik. Jika terkena sinaar matahari, warna kulit menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam dan putih. Mulut lele relative lebar yaitu lebih kurang ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lain dari lele adalah kumis yang berjumlah 8 buah yang terdapat pada sekitar mulut berfungsi sebagai alat peraba ketikamencari makan. Lele memiliki tiga buah sirip tunggal yakni sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur yang berfungsi sebagai alat Bantu renang. Lele juga memiliki sirip berpasangan, yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan tulang yang keras dan runcing yang disebut patil yang berguana untuk senjata dan alat bantu untuk bergerak.
Lele dumbo masuk kedalam ordo Ostariophysi, subordo Silaroidae, famili Clariidae, genus Clarias, dan spesies Clarias gariepinus. Beberapa keterangan menyatakan bahwa lele dumbo merupakan persilangan lele lokal yang berasal dari Afrika dengan lele lokal dari Taiwan. Lele ini pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh sebuah perusahaan swasta pada tahun 1986, selanjutnya ikan jenis ini berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Ciri Morfologis Eksternal Lele

Morfologi eksternal merupakan cirri-ciri luar yang dapat diamati secara kasad mata.

 

B.    Habitat Ikan Lele



Ikan lele tidak pernah ditemukan di air  asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan sehingga memungkinkan lele hidup diperairan yang miskin oksigen. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-2,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 200 kg, contohnya lele Wels dari Amerika.

III.      Tehnik pemijahan

Sebelum lele kita pijahkan maka perlu sekali dilakukan hal hal sebagaimana  berikut :

1.                 Seleksi Induk Lele

Pemilihan induk ikan  yang baik merupakan persyaratan yang krosial dalam kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan dari hasil seleksi yang kurang baik maka benih yang akan dihasilkan juga tidak akan baik.
Induk ikan lele yang bersifat unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. Banyak sekali pembenih ikan melakukan pemijahan dengan menggunakan induk yang tidak jelas asal usulnya  sehingga dimungkinkan terjadinya perkawinan sekerabat (Inbreeding) yang beresiko menuruni sifat resesif dari induknya yang bersifat merusak kualitas benih, diantaranya pertumbuhan benih yang dihasilkan lambat serta rentan terhadap serangan penyakit sehingga mengakibatkan kualitas benih yang dihasilkan jauh dari standar. Induk ikan lele yang digunakan sebaiknya tidak mengalami kelainan fisik maupun dari satu keturunan. Umur dan ukuran dari induk ikan lele sebaiknya berbeda untuk lebih memastikan keturunan dari induk dalam kegiatan pembenihan, maka sebaiknya dilakukan seleksi terhadap induk yang bersifat unggul sehingga hanya induk-induk produktif saja yang dipelihara sehingga dapat menekan biaya perawatan induk karena untuk merawat induk diperlukan biaya pakan dan lain-lain yang tidak sedikit.
Induk ikan lele yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional sesuai dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan dengan adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah melalui tahap uji. Induk ikan lele yang unggul akan memiliki keturunan dengan Feed Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan pendapatan bagi pembudidaya.
A.  Ciri-ciri induk ikan lele yang baik :
·  Organ tubuh lengkap dan normal
·  Umur induk betina  mencapai 1,5 tahun
·  Umur induk jantan mencapai 1 tahun 
·  Bobot induk minimal 1 kg
·  Betina tubuh gemuk tidak berlemak 
·  Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak 
·  Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
·  Selama perawatan FCR rendah
Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk ikan lele yang baik :
   A.1.    Induk Betina :

·           Perut membesar dan lembek
·           Gerakan agak lambat dan jinak
·           Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
·           Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
·           Warna sirip cenderung kemerahan
·           Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar cairan telur










Gambr cirri cirri induk betina yang baik dan siap pijah
C.              A.2     Induk Jantan :

·            Tubuh gemuk ramping
·            Gerakan lincah dan lebih gesit
·            Alat kelamin runcing dan mencapai sirip anus
·            Warna sirip cenderung kemerahan











Gambar cirri ciri Induk jantan yang baik dan siap pijah


Skema Seleksi Induk :





2.            Pemberokan
      Sebelum dilakukan pemijahan maka seleksi induk dan penentuan TKG sangat diperlukan untuk mempertahankan Survival Rate (SR) dari benih. TKG ikan lele ada IV tingkatan dan pada TKG III induk ikan lele sudah dapat dipijahkan. Namun sebaiknya induk ikan lele dipijahkan pada TKG IV karena dengan TKG rendah maka akan mengakibatkan larva dan benih ikan lele lemah dan mengalami pertumbuhan lambat. Untuk mengetahui TKG induk ikan lele maka dapat dilakukan dengan mengambil sel telur pada kantung telur menggunakan selang kanulasi/kateter. Telur yang sudah matang akan terpisah satu dengan yang lain jika diraba dan sudah terdapat polar/inti pada salah satu sisi sel telur.
Setelah dilakukan seleksi induk yang benar – benar siap pijah langkah selanjutnya adalah pemberokan sebagai berikut :
·            Induk dimasukkan dalam wadah terpisah dan dipuasakan (pemberokan)
·           Untuk induk betina dilakukan pengecekan tingkat kematangan telur dengan   menggunakan kateter (selang kanulasi)
·       Letakkan telur yang diperoleh diatas cawan petri atau diatas kulit, jika telur  terpisah satu dengan yang lainnya maka siap untuk dipijahkan
·           Ciri-ciri telur yang siap pijah ukuran seragam dan kuning telur menepi
·           Ciri-ciri sperma siap pijah berwarna putih kental dan pH sperma 6,5 – 7,5
·           Tempatkan induk kedalam wadah dan siap untuk dipijahkan.











           

Secara rutin sebaiknya dilakukan seleksi induk yang sudah siap untuk dipijahkan untuk mempermudah pengambilan, pematangan telur dengan memberikan pakan khusus terpisah dengan induk ikan yang belum matang gonad. Perlakuan khusus seperti pemberian vitamin dan pakan alami berupa kerang-kerangan diberikan rutin. Selain itu konsentrat untuk pematangan telur juga dapat diberikan bersamaan dengan pemberian pakan induk. Dengan perlakuan tersebut sel telur yang dihasilkan akan lebih bagus.
 
               Tingkat stres induk akan mempengaruhi proses pemijahan, untuk itu dalam menangani  induk ikan lele sebaiknya dilakukan sehalus dan secepat mungkin untuk menghindari stres.Induk ikan lele dengan kondisi urogenital rusak sebaiknya jangan digunakan walaupun secara fisik induk ikan lele sudah bagus. Urogenital yang rusak akan mengurangi efektifitas perkawinan.Induk ikan lele yang bersifat unggul dapat diperoleh dari balai-balai pengembangan ikan air tawar yang dibuktikan dengan adanya sertifikat.

3.     Pemijahan

A.    Pemijahan  Alami

Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.




Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.



Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.

Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.


Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pembesaran larva.

B.     Pemijahan Semi Alami

Pemijahan ikan lele dengan metode penyuntikan hormon perangsang lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan ikan donor dan tidak ada resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa. Hormon untuk penyuntikan yang banyak dijual antara lain Ovaprim dan Chorulon. Hormon akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur.










Sama seperti metode lainnya, kondisi calon induk ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik adalah jantan dan betina. Dosis penyuntikan dengan hormon perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml per kg bobot induk atau sesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipatnya.

Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama dengan proses penyuntikan dengan kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan pemijahan ikan lele secara alami.




Jarak waktu penyuntikan adalah 4 jam antara induk betina dan induk pejantan, hal ini di maksudkan agar terjadi rangsangan memijah secara bersamaan, karena pada hakekatnya induk jantan selalu siap pijah. 

C.       Pemijahan Buatan ( Artificial fertilisasi )

Pemijahan ikan lele secara in vitro / buatan / artificial fertilisasi adalah proses pemijahan dimana pembuahan dilakukan oleh manusia dalam sebuah tabung atau wadah. Cara ini menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Berbeda dengan kedua cara di atas, dalam pemijahan ikan lele secara in vitro induk ikan jantan dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan betina disuntik terlebih dahulu, kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar. Penyuntikan bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung plastik atau kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan, dan sodium klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur bisa memakai akuarium, fiberglass, atau bak terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama dengan ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih, lebih baik lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:

Ø  Siapkan sperma ikan lele jantan dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan cara memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.
Ø  Siapkan induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut perut induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang kelamin, lalu tampung dengan mangkuk.
Ø  Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan sampai merata.
Ø  Masukan campuran sel telur dan sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.
Ø Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor.



      

Dari ke tiga cara tersebut, setelah telur menetas maka kakaban diambil, kemudian tunggu pada hari ke 3 larva lele dikasih makan cacing sutra. Pemberian cacing sutra baru diganti dengan pakan pabrikan setelah larva usia 12 hr dengan cara diadaptasi terlebih dahulu.





IV.  Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Ikan Lele
       Secara Umum

Ø  Pengertian Penyakit Lele :

Gejala abnormalitas atau ketidakseimbangan metabolisme pada tubuh pada mahkluk hidup yang di akibatkan oleh agen tertentu yang menimbulkan kerugian (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Kenali tiga faktor saja :

1.    Lingkungan
2.    Lele
3.    Bakteri pathogen

PRINSIP ……PENCEGAHAN LEBIH BAIK DARI PADA PENGOBATAN

Ø  Bioscurity

Sekumpulan prosedur yang dipergunakan untuk melindungi lele budidaya dari penularan, membawa dan menyebarkan penyakit dan gangguan kesehatan lain yang tidak diinginkan.
Meliputi:
1.    Biosekuriti lingkungan (menjaga kualitas air)
2.    Biosekuriti lele (menjaga daya tahan tubuh lele)
3.    Biosekuriti patogen (mengontrol tingkatan bakteri negatif dalam saluran
     cerna lele)


Ø  Sistim Kekebalan Tubuh Ikan Lele

·       Benih lele umur di bawah 15-20 hari masih memiliki maternal antibodi yaitu sistem kekebalan yang di dapat dari induknya
·       Umur di atas 25 hari benih lele mengembangkan sistem antibodi dari internal tubuh benih sendiri,
·       Masa rawan/kritis terjadi di umur 15-25 hr
·       Berikan MULTI VITAMIN 3 gr/1 kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk mengatasi stress dan PROBIOTIK pada air media kolam.

Ø  Memejemen Pakan dan Air  :

1.    Berikanlah probiotic secara periodik jangan terputus setiap 3-5 hari sekali sampai menjelang akhir produksi, jangan menunggu air kolam bau (kualitas air kolam turun).
2.    Berikanlah multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta mempercepat pertumbuhan berat badan lele jangan menunggu lele turun nafsu makannya.


Ø  Permasalahan Yang Sering Muncul :

·       Dalam budidaya lele, kebutuhan pakan 100% dipasok dari pakan buatan (pellet).
·       Dengan kepadatan yang tinggi maka kotoran yang dihasilkan akan tinggi juga dan menumpuk di dasar kolam. Ditambah lagi dari sisa-sisa pakan yang tidak termakan, bangkai plankton dan organisme yang mati semakin memperparah kondisi lingkungan dalam kolam.

Akibatnya….???
Kondisi kualitas air maupun dasar kolam cenderung menurun terus. Bahan organik cenderung naik, senyawa beracun meningkat, bakteri pathogen berkembang. Hal ini membuat lele menjadi stress, nafsu makan menurun, lele lemah dan mudah terserang parasit dan terinfeksi sehingga lele menjadi sakit.


V.  JENIS PENYAKIT PALING SERING MENYERANG IKAN LELE 

A.     BENIH MENGGANTUNG:
Penyebab:
·         Kualitas benih lele jelek
·         Gagal adaptasi waktu awal tebar/grading
·         Kualitas air kolam jelek
·         Penyakit bakteri: aeromoniasis, streptococosis dll.

Pencegahan:
·         Persiapan kolam, kesehatan benih lele, kepadatan, pakan, kualitas air
·         Lakukan proses adaptasi dulu ketika awal tebar benih lele.
·         Vaksin benih dengan Hydrovac


Pengobatan:
·         Tambahkan Vit C IPI  dicampur makanan selama 3 hari berturut-turut pada pagi (jam 9-10 pagi).
·         Beri garam 1 kg/m³ air kolam + PK 1 gr/ m³ air (sore/mlm hr).
·         Beri  probiotic pada air kolam untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya tahan tubuh lele.

B. LUKA (BINTIK) MERAH & PANGKAL SIRIP BENGKAK
Penyebab: bakteri Aeromonas hydrophila
Gejala :
·         Perdarahan di pangkal sirip & ekor
·         Punggung terdapat luka merah kemudian menjadi borok
Pengobatan:
·         Ganti air kolam tiap pagi 3 hr berturut turut.
·         Beri multivitamin pada pakan dengan cara direndam.
·         Beri tambahan Vit C IPi  3 btr/1 kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya tahan tubuh lele.

C. PENYAKIT KUNING
Penyebab:
·         Lemak busuk yang berasal dari pakan ikan
·         Gejala klinis: kulit dan insang kuning
·         Patologi anatomi: hati & ginjal kuning pucat

Bahaya Lemak busuk:
·         merusak vitamin E (antioksidan)
·         Merangsang radical bebas yang merusak membran sel (darah) penyebab anemia
·         Hemoglobin rusak menyebabkan pigmen Bilirubin tidak terikat akhirnya Warna Kuning

Pengendalian:
·         Beri HERBAC 1g/3kg pakan selama 5-7 hr (sore/mlm hari).
·         Bisa juga berikan HERBAC-L 2ml/lg pakan berikan selama 10 hari(sore)
·         Beri AQUAMIN atau AQUARAL 1 g/2-4kg pakan pada pagi hari
selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya
tahan tubuh lele.


D.    LELE KEMBUNG
Penyebabnya:
·         Gagal adaptasi ketika awal tebar benih lele.
·         Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tubuh lele
·         Adanya penyakit lele yang menyerang
·         Kualitas air kolam turun

Pengendalian :
·         Beri multi vitamin 1 sendok makan untuk 5 kg pakan selama 3 x berturut-turut pada pagi (jam 9-10 pagi)
·         Beri PK 1 gr/3 m  pada sore hari
·         Beri AQUAMIN atau AQUARAL 1 g/2-4kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya
tahan tubuh lele.
·         Ganti air tiap pagi untuk membuang lender ikan pada dasar kolam.

E.     LELE STREESS
Penyebabnya:
·         Cuaca
·         Kualitas air turun
·         Transportasi
·         Gagal adaptasi

Efek samping dari lele stress adalah :

·         Ketidakseimbangan metabolisme dan elektrolite
·         Perubahan morfologi
·         Perubahan/ketidakseimbangan hormonal/endokrin
·         Perubahan/ketidakseimbangan tingkah laku


Dibawah ini beberapa poin penting yang harus kita perhatikan bila kita mengabaikan keasaman air kolam, suhu kolam, amonia dan oksigen :
1.  Ph Air Kolam Lele
Bila Ph atau derajat keasaman air tinggi maka yang akan terjadi yaitu :
·       Benih ikan lele akan stres serta mengeluarkan lendir berlebihan
·       Amonia pada Ph terlampau tinggi akan menjadi racun serta dapat menyebabkan kematian pada benih ikan sedangkan amonia pada Ph rendah ini tidak akan mematikan ikan

Keterangan :

·       Ph yang normal pada air adalah = 7.
·       Bila Ph diatas 7 adalah BASA.
·       Bila Ph dibawah 7 Adalah ASAM
·       Bakteri atau varasit akan mudah berkembang biak bila kondisi air berada di bawah Ph 7
·       Bakteri atau varasit susah untuk berkembang biak bila kondisi ph berada diatas 7
·       Nilai Ph untuk ikan lele yaitu 6-9, ini berarti toleransi pada keadaan BASA menjadi lebih tinggi dari keadaan ASAM.


 2. Suhu Air Kolam Lele

·       Suhu yang tinggi dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut kedalam air, sedangkan benih lele sangat membutuhkan oksigen banyak yang akhirnya benih lele jadi sering mengambil oksigen ke permukaan, sudah jelas bila benih lele sering naik ini berarti menambah gerak dari benih tersebut sehingga ikan akan memproduksi kotoran lebih banyak.

3. Amonia
·       Perlu diketahui amonia berasal dari kotoran benih juga dari sisa pakan yang tidak habis, Amonia yang terlalu tinggi ini dapat menyebabkan ikan stres dan keluarnya lendir terlalu banyak sehingga dapat menyebabkan luka nah luka ini dapat menumbuhkan bakteri atau parasit pada benih, apalagi bila insang yang terkena luka atau bengkak ini akan menyebabkan penyerapan oksigen dari insang berkurangyang akibatnya menurunkan kemampuan darah mengangkut oksigen dan ikan pun akan sulit bernapas bila sudah begitu ikan akan menjadi lemas yang akhirnya TEWAS.

4. Oksigen terlarut dalam air yang kurang , mungkin yang ini ga perlu dijelaskan     karena rekan budidaya juga sudah tau.

VI.            Keunggulan Lele Sangkuriang


Benih Lele Sangkuriang

Kenapa memilih lele sangkuriang ?  Apasih keunggulannya sehingga ternak yang satu ini saat ini ngeboming dan menjadi ternak favorit yang di budidayakan oleh peternak ikan lele……?  Hal ini karena lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan, seperti :
1.  Hasil produksi lebih tinggi
2.  Angka produksi lele sangkuriang relatif lebih tinggi.
3.  Panen yang lebih cepat
Cepatnya laju pertumbuhan lele sangkuriang berdampak pada cepatnya siklus panen.
4.  Kemampuan bertelur dan daya tetas telur tinggi
Kemampuan bertelur induk lele sangkuriang sangat luar biasa. Kemampuan bertelur induk lele sangkuriang 40.000 – 60.000 butir bertelur dalam sekali pemijahan. Begitu juga dengan daya tetasnya. Telur lele sangkuriang memiliki daya tetas lebih tinggi, yakni diatas 90%.
5.  Lebih tahan terhadap penyakit
Semua jenis lele dipersenjatai dengan lendir yang melapisi kulitnya, tak terkecuali lele sangkuriang. Lendir ini berguna untuk melindungi kulit atau tubuh lele, terutama untuk menangkal serangan penyakit. Karena itu, hindari perlakuan terhadap lele yang dapat mereduksi atau mengikis lendir di kulit lele.
6.  Kualitas daging lebih unggul
Daging lele sangkuriang lebih unggul. Keunggulan ini terbukti dari tekstur daging yang lebih padat. Selain itu, daging lele sangkuriang lebih minim kandungan lemaknya, lebih renyah, lebih gurih dan tidak berbau lumpur.
7.  Lebih tahan banting
Sama seperti lele pada umumnya, lele sangkuriang termasuk ikan yang lebih tahan banting. Untuk dapat bertahan hidup, lele sangkuriang tidak memerlukan kondisi atau persyaratan air khusus seperti ikan air tawar lainnya.
8.    Dapat dipelihara di air tergenang dan minim air
Dengan alat arborescent organ, lele mampu hidup pada perairan yang minim oksigen sehingga tidak memerlukan penggantian air yang ketat. Lele sangkuriang sangat memungkinkan di pelihara di dalam wadah budidaya dengan kondisi air yang kritis, misalnya di bak comberan.
9.    Dapat dipelihara di berbagai wadah
Lele bisa dibudidayakan di dalam wadah yang beragam. Misalnya, menggunakan kolam terpal, drum, bak, kolam tadah hujan atau wadah alternatif lainnya.
10.  Teknik pemeliharaan mudah
Dalam hal pergantian air, tak harus sesering jika membudidayakan ikan bersisik. Bahkan disarankan untuk tidak mengganti air kolam sama sekali selama masa pemeliharaan lele sangkuriang. Pasalnya penggantian air akan mengubah kualitas air ideal bagi lele sangkuriang.
11.  Bisa dibudidayakan di lahan sempit
Lele sangkuriang sangat mudah di budidayakan di lahan yang sempit atau terbatas.
12.  Dapat menerima berbagai pakan
Lele dikenal sebagai ikan pemakan segala. Dalam budidaya lele dapat diberikan pakan buatan seperti pelet dan pakan tambahan seperti ikan rucah, bekicot, hal ini dapat mengurangi biaya produksi (biaya pakan).
13.  Benih mulai mudah diperoleh
Pada awal diperkenalkan kepada masyarakat, benih lele sangkuriang masih sangat sukar di peroleh. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah pembudidaya pembenihan lele sangkuriang relatif bertambah banyak.
14.  Teknologi budidaya lele telah dikuasai masyarakat
15.  Dari sisi distribusi dan pemasaran dalam kondisi hidup
Distribusi lele hingga di rantai akhir pemasaran senantiasa dalam kondisi hidup, lele tersaji dalam kualitas prima di meja konsumen.
Keunggulan lele merupakan berkah bagi peternak, pengusaha dan konsumen.

---------SEKIAN TERIMA KASIH---------
JANGAN LUPA TINGGALKAN KRITIK DAN SARAN YG MEMBANGUN....


Disusun oleh

Nama    : Subandrio
Alamat  : Ds. Tunjungrejo – Margoyoso – Pati
 Phone/WA: 0823 2340 8162

                                                           
                                                           



     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar