SYSTEM PEMIJAHAN IKAN LELE
ARTIKEL INI SAYA BUAT UNTUK SAUDARA SAUDARA KITA YG INGIN MENGENAL & BELAJAR MEMIJAHKAN LELE......
SEMOGA BERMANFAAT.......
I. Sejarah Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan keturunan lele dumbo tahun 1985.
A. Lele Dumbo dan Penurunan Kualitas
Lele
dumbo masuk dan di
perkenalkan ke Indonesia pada tahun 1985. Sebelumnya, masyarakat Indonesia
hanya mengenal lele
lokal dengan segala
keterbatasan kualitas yang dimiliki jenis lele tersebut. Sejak diperkenalkan, lele dumbo langsung mendapat tanggapan positif dari
masyarakat.
Pasalnya, jenis lele yang didatangkan dari afrika ini mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan lele lokal,
diantaranya tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan
terhadap penyakit. Namun dari segi cita rasa, lele lokal masih unggul daripada lele dumbo. Lele
lokal memiliki rasa yang
lebih gurih dan renyah.
Kehadiran lele dumbo di Indonesia menyebabkan popularitas lele lokal meredup. Perhatian masyarakat beralih ke lele dumbo dan berangsur-angsur menurunkan minat masyarakat
dalam membudidayakan lele
lokal. Dalam waktu singkat lele dumbo telah menjadi primadona produk perikanan domestik.
Sebagai salah satu produk ikan hasil budidaya, selama bertahun-tahun lele dumbo menempati urutan teratas dari sisi
jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi perikanan budidaya nasional lebih dari 10%-nya berasal dari lele dumbo. Tahun 2010 ini, lele dumbo diharapkan menjadi pendongkrak produksi perikananbudidaya dengan target mencapai 38%.
Sayangnya perkembangan budidaya lele dumbo yang terbilang pesat tidak diimbangi dengan
pengelolaaninduk yang baik. Akibatnya, lele dumbo yang beredar di masyarakat mengalami penurunan
kualitas. Indikasi nyata dari penurunan kualitas tersebut ditunjukkan dengan
laju pertumbuhan ikan yang semakin lambat, semakin rentan terhadap
penyakit, dan respon terhadap pakan tambahan kian menurun.
Penurunan kualitas lele dumbo diduga disebabkan oleh sering dilakukannya
perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah. Akibatnya pemijahan yang dilakukan malah menggunakaninduk yang berkualitas rendah. Akhirnya, semakin lama
penurunan kualitas lele
dumbo semakin tak dapat
dihindari. Hal ini tak pernah disadari oleh sebagian besar pembudidaya lele dumbo yang ada.
B. Upaya Perbaikan Genetik Lele Dumbo
Penurunan kualitas lele dumbo telah mengundang keprihatinan beberapa kalangan,
seperti para pakar perikanan di Indonesia dan terutama pihak Departemen
Kelautan dan Perikanan. Sebagai upaya mengembalikan kualitas lele dumbo agar mendekati kualitas ketika pertama kali
didatangkan ke Indonesia, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT)
Sukabumi telah berhasil merekayasa genetik lele dumbo dengan melakukan silang balik (backcross).
Proses silang balik dilakukan dengan mengawinkan induk lele dumbo betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan induk yang dimiliki BBPAT Sukabumi yang merupakan
keturunan kedua lele
dumbo yang di introduksi ke
Indonesia tahun 1985. Sementara itu, indukjantan F6
merupakan keturunan dari induk betina F2, yang juga
masih sediaan induk di BBPAT Sukabumi.
Upaya silang balik tersebut konon mulai dirintis
sejak tahun 2000. Ternyata, upaya tersebut menunjukkan hasil positif. Benih
yang dihasilkan dari induk hasil silang balik tersebut terbukti unggul dan
mendekati kualitas benih lele dumbo ketika awal di introduksi ke Indonesia. Selain itu, kemampuan bertelur induk dan daya tetas telur terbilang tinggi.
Singkat cerita, setelah dinyatakan berhasil, lele dumbo hasil silang balik tersebut mulai disosialisasikan
dan disebarkan secara terbatas pada tahun 2002 – 2004. Penyebaran awal dipusatkan
di daerah Bogor dan Yogyakarta. Ternyata, di kedua daerah tersebut keunggulan lele hasil backcross itu masih dapat di pertahankan
dengan baik.
Alhasil, pada tahun 2004, lele hasil silang balik tersebut resmi di lepas secara
luas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai komoditas baru ikan lele unggul.
Lele
dumbo hasil silang balik
tersebut kemudian diberi nama lele sangkuriang. Konon,
nama tersebut dipilih karena terinspirasi oleh cerita rakyat Jawa Barat tentang
kisah asmara Sangkuriang dengan ibu kandungnya sendiri yang bernama Dayang
Sumbi. Persilangan balik ini memang mirip dengan kisah sangkuriang, yakni induk lele betina disilangkan dengan induk jantan yang masih keturunannya.
II.
Morfologi & Habitat Ikan Lele
Klasifikasi Ikan Lele :
- Phylum : Chordata
- Kelas : Pisces
- Subkelas : Teleostei
- Ordo :
Ostareophyci
- Famili : Claridae
- Genus :
Clarias
- Spesies : Clarias
sp.
A.
Morfologi
Lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin,
berlendir dan tidak bersisik. Jika terkena sinaar matahari, warna kulit menjadi
pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik
hitam dan putih. Mulut lele relative lebar yaitu lebih kurang ¼ dari panjang
total tubuhnya. Tanda spesifik lain dari lele adalah kumis yang berjumlah 8
buah yang terdapat pada sekitar mulut berfungsi sebagai alat peraba
ketikamencari makan. Lele memiliki tiga buah sirip tunggal yakni sirip
punggung, sirip ekor dan sirip dubur yang berfungsi sebagai alat Bantu renang.
Lele juga memiliki sirip berpasangan, yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip
dada dilengkapi dengan tulang yang keras dan runcing yang disebut patil yang
berguana untuk senjata dan alat bantu untuk bergerak.
Lele dumbo masuk kedalam ordo Ostariophysi, subordo
Silaroidae, famili Clariidae, genus Clarias, dan spesies Clarias gariepinus.
Beberapa keterangan menyatakan bahwa lele dumbo merupakan persilangan lele
lokal yang berasal dari Afrika dengan lele lokal dari Taiwan. Lele ini pertama
kali didatangkan ke Indonesia oleh sebuah perusahaan swasta pada tahun 1986,
selanjutnya ikan jenis ini berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah
Indonesia.
Ciri Morfologis Eksternal Lele
Morfologi eksternal merupakan cirri-ciri luar yang
dapat diamati secara kasad mata.
B.
Habitat Ikan Lele
Ikan
lele tidak pernah ditemukan di air
asin, kecuali lele laut yang tergolong ke
dalam marga dan suku yang berbeda
(Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa,
telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan sehingga
memungkinkan lele hidup diperairan yang miskin oksigen. Bahkan
ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan
pembuangan.
Ikan
lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam
hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan.
Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa
jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-2,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih
dari 200 kg, contohnya lele Wels dari Amerika.
III. Tehnik
pemijahan
1.
Seleksi Induk Lele
Pemilihan induk ikan yang baik merupakan
persyaratan yang krosial dalam kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan
dari hasil seleksi yang kurang baik maka benih yang akan dihasilkan juga tidak
akan baik.
Induk ikan lele yang bersifat unggul akan
mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. Banyak sekali pembenih ikan
melakukan pemijahan dengan menggunakan induk yang tidak jelas asal usulnya
sehingga dimungkinkan terjadinya perkawinan sekerabat (Inbreeding)
yang beresiko menuruni sifat resesif dari induknya yang bersifat merusak
kualitas benih, diantaranya pertumbuhan benih yang dihasilkan lambat serta
rentan terhadap serangan penyakit sehingga mengakibatkan kualitas benih yang
dihasilkan jauh dari standar. Induk ikan lele yang digunakan sebaiknya
tidak mengalami kelainan fisik maupun dari satu keturunan. Umur dan ukuran dari
induk ikan lele sebaiknya berbeda untuk lebih memastikan keturunan dari induk
dalam kegiatan pembenihan, maka sebaiknya dilakukan seleksi terhadap induk yang
bersifat unggul sehingga hanya induk-induk produktif saja yang dipelihara
sehingga dapat menekan biaya perawatan induk karena untuk merawat induk
diperlukan biaya pakan dan lain-lain yang tidak sedikit.
Induk ikan lele yang berkualitas dapat ditentukan
melalui ciri fisik dan faktor genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ
yang lengkap dan proporsional sesuai dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri
genetik dapat ditunjukkan dengan adanya sertifikat induk unggul dari unit
produksi induk yang sudah melalui tahap uji. Induk ikan lele yang unggul akan memiliki
keturunan dengan Feed
Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan meningkatkan
penghasilan pendapatan bagi pembudidaya.
A. Ciri-ciri
induk ikan lele yang baik :
· Organ tubuh lengkap dan normal
· Umur induk betina mencapai 1,5 tahun
· Umur induk jantan mencapai 1 tahun
· Bobot induk minimal 1 kg
· Betina tubuh gemuk tidak berlemak
· Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak
· Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
· Selama perawatan FCR rendah
Untuk mengetahui
induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk ikan lele yang
baik :
A.1.
Induk Betina :
·
Perut membesar dan lembek
·
Gerakan agak lambat dan jinak
·
Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak
membesar
·
Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
·
Warna sirip cenderung kemerahan
·
Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar
cairan telur
Gambr cirri
cirri induk betina yang baik dan
siap pijah
C. A.2 Induk
Jantan :
·
Tubuh
gemuk ramping
·
Gerakan
lincah dan lebih gesit
·
Alat
kelamin runcing dan mencapai sirip anus
·
Warna
sirip cenderung kemerahan
2.
Pemberokan
Sebelum dilakukan pemijahan maka seleksi induk dan
penentuan TKG sangat diperlukan untuk mempertahankan Survival
Rate (SR) dari benih. TKG ikan lele ada IV tingkatan dan pada TKG III
induk ikan lele sudah dapat dipijahkan. Namun sebaiknya induk ikan lele
dipijahkan pada TKG IV karena dengan TKG rendah maka akan mengakibatkan larva
dan benih ikan lele lemah dan mengalami pertumbuhan lambat. Untuk mengetahui TKG
induk ikan lele maka dapat dilakukan dengan mengambil sel telur pada kantung
telur menggunakan selang kanulasi/kateter. Telur yang sudah matang akan
terpisah satu dengan yang lain jika diraba dan sudah terdapat polar/inti pada
salah satu sisi sel telur.
Setelah
dilakukan seleksi induk yang benar – benar siap pijah langkah selanjutnya
adalah pemberokan sebagai berikut :
·
Induk
dimasukkan dalam wadah terpisah dan dipuasakan (pemberokan)
·
Untuk
induk betina dilakukan pengecekan tingkat kematangan telur dengan menggunakan
kateter (selang kanulasi)
· Letakkan
telur yang diperoleh diatas cawan petri atau diatas kulit, jika telur terpisah
satu dengan yang lainnya maka siap untuk dipijahkan
·
Ciri-ciri
telur yang siap pijah ukuran seragam dan kuning telur menepi
·
Ciri-ciri
sperma siap pijah berwarna putih kental dan pH sperma 6,5 – 7,5
·
Tempatkan
induk kedalam wadah dan siap untuk dipijahkan.
Secara rutin sebaiknya dilakukan seleksi induk yang sudah siap untuk dipijahkan untuk mempermudah pengambilan, pematangan telur dengan memberikan pakan khusus terpisah dengan induk ikan yang belum matang gonad. Perlakuan khusus seperti pemberian vitamin dan pakan alami berupa kerang-kerangan diberikan rutin. Selain itu konsentrat untuk pematangan telur juga dapat diberikan bersamaan dengan pemberian pakan induk. Dengan perlakuan tersebut sel telur yang dihasilkan akan lebih bagus.
Tingkat stres induk akan mempengaruhi proses
pemijahan, untuk itu dalam menangani induk ikan lele sebaiknya dilakukan
sehalus dan secepat mungkin untuk menghindari stres.Induk ikan lele dengan
kondisi urogenital rusak sebaiknya jangan digunakan walaupun secara fisik induk
ikan lele sudah bagus. Urogenital yang rusak akan mengurangi efektifitas
perkawinan.Induk ikan lele yang bersifat unggul dapat diperoleh dari
balai-balai pengembangan ikan air tawar yang dibuktikan dengan adanya
sertifikat.
3.
Pemijahan
A. Pemijahan Alami
Langkah pertama untuk pemijahan ikan lele secara
alami adalah dengan memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad.
Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah
satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.
Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan,
siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan
adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya
dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil
pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air
sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih.
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang
dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban
tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi
agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah
kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air
untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi
pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan
aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam
kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul
23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus
ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya
proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang
berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat
induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap
oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar.
Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di
kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam
terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan
suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam
menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang
mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa
pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari. Selanjutnya lakukan proses pembesaran
larva.
B. Pemijahan Semi Alami
B. Pemijahan Semi Alami
Pemijahan ikan lele dengan metode
penyuntikan hormon perangsang lebih praktis dilakukan karena tidak memerlukan
ikan donor dan tidak ada resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa. Hormon
untuk penyuntikan yang banyak dijual antara lain Ovaprim dan Chorulon. Hormon
akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan
pematangan sel telur.
Sama seperti metode lainnya, kondisi calon induk
ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik adalah jantan dan
betina. Dosis penyuntikan dengan hormon perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml
per kg bobot induk atau sesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum
disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus diencerkan dengan
akuadestilata 3 kali lipatnya.
Proses penyuntikan dengan hormon perangsang sama
dengan proses penyuntikan dengan kelenjar hipofisa. Dan, proses pemijahannya sama dengan
pemijahan ikan lele secara alami.
Jarak waktu penyuntikan adalah 4 jam antara induk
betina dan induk pejantan, hal ini di maksudkan agar terjadi rangsangan memijah
secara bersamaan, karena pada hakekatnya induk jantan selalu siap pijah.
C. Pemijahan
Buatan ( Artificial fertilisasi )
Pemijahan ikan lele secara in
vitro / buatan / artificial fertilisasi adalah proses pemijahan dimana
pembuahan dilakukan oleh manusia dalam sebuah tabung atau wadah. Cara ini
menuntut tingkat keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Berbeda dengan kedua
cara di atas, dalam pemijahan ikan lele secara in vitro induk ikan jantan
dibunuh dan diambil spermanya. Sementara induk ikan betina disuntik terlebih
dahulu, kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar. Penyuntikan
bisa dengan menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang.
Alat dan bahan yang diperlukan
untuk proses pemijahan ikan lele in vitro antara lain mangkung plastik atau
kaca, bulu ayam, kertas tisu, pisau, gunting, pinset, suntikan, dan sodium
klorida 0,9% (cairan infus). Wadah penetasan telur bisa memakai akuarium,
fiberglass, atau bak terpal plastik. Kondisi dan kualitas air sama dengan
ketiga cara sebelumnya. Semua peralatan harus dalam keadaan bersih, lebih baik
lagi steril. Berikut langkah-langkah metode pemijahan in vitro:
Ø Siapkan sperma ikan lele jantan
dengan cara membedah perut secara membujur. Kantong sperma berbentuk pipih
memanjang berwarna putih. Angkat kantong sperma, keluarkan sperma dengan cara
memotong kantong dengan gunting, tampung dalam mangkuk.
Ø Siapkan induk betina yang sudah
disuntik 8-10 jam sebelumnya. Keluarkan sel telur dengan cara mengurut perut
induk lele ke arah kelaminnya. Sel telur akan keluar lewat lubang kelamin, lalu
tampung dengan mangkuk.
Ø Campurkan sel telur dengan sperma
dalam mangkuk sedikit demi sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan
campuran dengan air bersih lalu aduk perlahan sampai merata.
Ø Masukan campuran sel telur dan
sperma kedalam kolam penetasan. Tebarkan dengan bulu ayam.
Ø
Lakukan
pengayaan oksigen pada kolam penetasan dengan aerotor.
Dari ke tiga cara tersebut,
setelah telur menetas maka kakaban diambil, kemudian tunggu pada hari ke 3
larva lele dikasih makan cacing sutra. Pemberian cacing sutra baru diganti
dengan pakan pabrikan setelah larva usia 12 hr dengan cara diadaptasi terlebih
dahulu.
IV.
Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Ikan Lele
Secara
Umum
Ø Pengertian
Penyakit Lele :
Gejala abnormalitas atau ketidakseimbangan metabolisme pada tubuh pada mahkluk hidup yang di akibatkan oleh agen tertentu yang menimbulkan kerugian (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Kenali
tiga faktor saja :
1. Lingkungan
2. Lele
3. Bakteri pathogen
PRINSIP ……PENCEGAHAN
LEBIH BAIK DARI PADA PENGOBATAN
Ø Bioscurity
Sekumpulan prosedur yang dipergunakan untuk melindungi lele budidaya dari penularan, membawa dan menyebarkan penyakit dan gangguan kesehatan lain yang tidak diinginkan.
Meliputi:
1. Biosekuriti
lingkungan (menjaga kualitas air)
2. Biosekuriti lele
(menjaga daya tahan tubuh lele)
3. Biosekuriti patogen
(mengontrol tingkatan bakteri negatif dalam saluran
cerna lele)
Ø
Sistim Kekebalan
Tubuh Ikan Lele
·
Benih
lele umur di bawah 15-20 hari masih memiliki maternal antibodi yaitu sistem
kekebalan yang di dapat dari induknya
·
Umur
di atas 25 hari benih lele mengembangkan sistem antibodi dari internal tubuh
benih sendiri,
·
Masa
rawan/kritis terjadi di umur 15-25 hr
·
Berikan MULTI
VITAMIN 3 gr/1 kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk mengatasi
stress dan PROBIOTIK pada
air media kolam.
Ø Memejemen
Pakan dan Air :
1. Berikanlah probiotic secara
periodik jangan terputus setiap 3-5 hari sekali sampai menjelang akhir
produksi, jangan menunggu air kolam bau (kualitas air kolam turun).
2. Berikanlah
multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta mempercepat pertumbuhan
berat badan lele jangan menunggu lele turun nafsu makannya.
Ø Permasalahan
Yang Sering Muncul :
·
Dalam
budidaya lele, kebutuhan pakan 100% dipasok dari pakan buatan (pellet).
·
Dengan
kepadatan yang tinggi maka kotoran yang dihasilkan akan tinggi juga dan
menumpuk di dasar kolam. Ditambah lagi dari sisa-sisa pakan yang tidak
termakan, bangkai plankton dan organisme yang mati semakin memperparah kondisi
lingkungan dalam kolam.
Akibatnya….???
Kondisi kualitas air maupun dasar kolam
cenderung menurun terus. Bahan organik cenderung naik, senyawa beracun
meningkat, bakteri pathogen berkembang. Hal ini membuat lele menjadi stress,
nafsu makan menurun, lele lemah dan mudah terserang parasit dan terinfeksi
sehingga lele menjadi sakit.
V. JENIS PENYAKIT PALING SERING MENYERANG IKAN LELE
A.
BENIH
MENGGANTUNG:
Penyebab:
·
Kualitas
benih lele jelek
·
Gagal
adaptasi waktu awal tebar/grading
·
Kualitas
air kolam jelek
·
Penyakit
bakteri: aeromoniasis, streptococosis dll.
Pencegahan:
·
Persiapan
kolam, kesehatan benih lele, kepadatan, pakan, kualitas air
·
Lakukan
proses adaptasi dulu ketika awal tebar benih lele.
·
Vaksin
benih dengan Hydrovac
Pengobatan:
·
Tambahkan Vit
C IPI dicampur makanan selama 3 hari
berturut-turut pada pagi (jam 9-10 pagi).
·
Beri garam 1
kg/m³ air kolam + PK 1 gr/ m³ air (sore/mlm
hr).
·
Beri
probiotic pada air kolam
untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya tahan tubuh lele.
B.
LUKA (BINTIK) MERAH & PANGKAL SIRIP BENGKAK
Penyebab:
bakteri Aeromonas hydrophila
Gejala :
·
Perdarahan
di pangkal sirip & ekor
·
Punggung
terdapat luka merah kemudian menjadi borok
Pengobatan:
·
Ganti
air kolam tiap pagi 3 hr berturut turut.
·
Beri multivitamin
pada pakan dengan cara direndam.
·
Beri tambahan
Vit C IPi 3 btr/1 kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk
mengatasi stress serta meningkatkan daya tahan tubuh lele.
C.
PENYAKIT KUNING
Penyebab:
·
Lemak
busuk yang berasal dari pakan ikan
·
Gejala
klinis: kulit dan insang kuning
·
Patologi
anatomi: hati & ginjal kuning pucat
Bahaya Lemak busuk:
·
merusak
vitamin E (antioksidan)
·
Merangsang
radical bebas yang merusak membran sel (darah) penyebab anemia
·
Hemoglobin
rusak menyebabkan pigmen Bilirubin tidak terikat akhirnya Warna Kuning
Pengendalian:
·
Beri HERBAC 1g/3kg
pakan selama 5-7 hr (sore/mlm hari).
·
Bisa
juga berikan HERBAC-L 2ml/lg pakan berikan selama 10
hari(sore)
·
Beri AQUAMIN
atau AQUARAL 1 g/2-4kg pakan pada pagi hari
selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya
tahan tubuh lele.
selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta meningkatkan daya
tahan tubuh lele.
D.
LELE KEMBUNG
Penyebabnya:
·
Gagal
adaptasi ketika awal tebar benih lele.
·
Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh lele
·
Adanya
penyakit lele yang menyerang
·
Kualitas
air kolam turun
Pengendalian :
·
Beri multi
vitamin 1 sendok makan untuk 5 kg pakan selama 3 x berturut-turut pada
pagi (jam 9-10 pagi)
·
Beri PK
1 gr/3 m pada sore hari
·
Beri AQUAMIN atau AQUARAL 1
g/2-4kg pakan pada pagi hari selama 5-7 hari untuk mengatasi stress serta
meningkatkan daya
tahan tubuh lele.
tahan tubuh lele.
·
Ganti
air tiap pagi untuk membuang lender ikan pada dasar kolam.
E.
LELE STREESS
Penyebabnya:
·
Cuaca
·
Kualitas
air turun
·
Transportasi
·
Gagal
adaptasi
Efek samping dari lele stress adalah :
·
Ketidakseimbangan
metabolisme dan elektrolite
·
Perubahan
morfologi
·
Perubahan/ketidakseimbangan
hormonal/endokrin
·
Perubahan/ketidakseimbangan
tingkah laku
Dibawah ini beberapa poin penting yang harus kita
perhatikan bila kita mengabaikan keasaman air kolam, suhu kolam,
amonia dan oksigen :
1. Ph Air Kolam Lele
Bila Ph atau derajat keasaman air tinggi maka yang akan terjadi yaitu :
Bila Ph atau derajat keasaman air tinggi maka yang akan terjadi yaitu :
· Benih ikan lele akan stres serta
mengeluarkan lendir berlebihan
· Amonia pada Ph terlampau tinggi
akan menjadi racun serta dapat menyebabkan kematian pada benih
ikan sedangkan amonia pada Ph rendah ini tidak akan mematikan ikan
Keterangan :
· Ph yang normal pada air adalah =
7.
· Bila Ph diatas 7 adalah BASA.
· Bila Ph dibawah 7 Adalah ASAM
· Bakteri atau varasit akan mudah
berkembang biak bila kondisi air berada di bawah Ph 7
· Bakteri atau varasit susah untuk
berkembang biak bila kondisi ph berada diatas 7
· Nilai Ph untuk ikan lele yaitu
6-9, ini berarti toleransi pada keadaan BASA menjadi lebih tinggi dari keadaan
ASAM.
2. Suhu Air Kolam Lele
· Suhu yang tinggi dapat menurunkan
kandungan oksigen terlarut kedalam air, sedangkan benih lele sangat membutuhkan
oksigen banyak yang akhirnya benih lele jadi sering mengambil oksigen ke
permukaan, sudah jelas bila benih lele sering naik ini berarti menambah gerak
dari benih tersebut sehingga ikan akan memproduksi kotoran lebih banyak.
3. Amonia
· Perlu diketahui amonia berasal
dari kotoran benih juga dari sisa pakan yang tidak habis, Amonia yang terlalu
tinggi ini dapat menyebabkan ikan stres dan keluarnya lendir terlalu banyak
sehingga dapat menyebabkan luka nah luka ini dapat menumbuhkan bakteri atau
parasit pada benih, apalagi bila insang yang terkena luka atau bengkak ini akan
menyebabkan penyerapan oksigen dari insang berkurangyang akibatnya menurunkan
kemampuan darah mengangkut oksigen dan ikan pun akan sulit bernapas bila sudah
begitu ikan akan menjadi lemas yang akhirnya TEWAS.
4. Oksigen terlarut dalam air yang kurang , mungkin yang ini ga perlu dijelaskan karena rekan budidaya juga sudah tau.
VI.
Keunggulan Lele Sangkuriang
Kenapa memilih lele sangkuriang ? Apasih keunggulannya sehingga ternak yang satu ini saat ini ngeboming dan menjadi ternak
favorit yang di budidayakan oleh peternak ikan lele……? Hal ini karena lele sangkuriang memiliki banyak keunggulan, seperti :
1.
Hasil produksi lebih tinggi
2. Angka produksi lele sangkuriang relatif lebih tinggi.
3.
Panen yang lebih cepat
Cepatnya laju pertumbuhan lele sangkuriang berdampak pada cepatnya siklus panen.
4.
Kemampuan bertelur dan daya tetas telur tinggi
Kemampuan bertelur induk lele sangkuriang sangat luar biasa. Kemampuan bertelur induk lele sangkuriang 40.000 – 60.000 butir bertelur dalam sekali
pemijahan. Begitu juga dengan daya tetasnya. Telur lele sangkuriang memiliki daya tetas lebih tinggi, yakni diatas 90%.
5.
Lebih tahan terhadap penyakit
Semua jenis lele dipersenjatai dengan lendir yang
melapisi kulitnya, tak terkecuali lele sangkuriang. Lendir
ini berguna untuk melindungi kulit atau tubuh lele, terutama untuk menangkal
serangan penyakit. Karena itu, hindari perlakuan terhadap lele yang dapat
mereduksi atau mengikis lendir di kulit lele.
6.
Kualitas daging lebih unggul
Daging lele sangkuriang lebih unggul. Keunggulan ini terbukti dari tekstur daging yang lebih
padat. Selain itu, daging lele sangkuriang lebih minim kandungan lemaknya, lebih renyah, lebih gurih dan tidak
berbau lumpur.
7.
Lebih tahan banting
Sama seperti lele pada umumnya, lele sangkuriang termasuk ikan yang lebih tahan banting. Untuk dapat
bertahan hidup, lele sangkuriang tidak memerlukan kondisi atau persyaratan air
khusus seperti ikan air tawar lainnya.
8. Dapat
dipelihara di air tergenang dan minim air
Dengan alat arborescent organ, lele mampu hidup
pada perairan yang minim oksigen sehingga tidak memerlukan penggantian air yang
ketat. Lele
sangkuriang sangat memungkinkan
di pelihara di dalam wadah budidaya dengan kondisi air yang kritis, misalnya di
bak comberan.
9. Dapat dipelihara di berbagai wadah
Lele bisa dibudidayakan di dalam wadah yang
beragam. Misalnya, menggunakan kolam terpal, drum, bak, kolam tadah hujan atau
wadah alternatif lainnya.
10.
Teknik pemeliharaan mudah
Dalam hal pergantian air, tak harus sesering jika
membudidayakan ikan bersisik. Bahkan disarankan untuk tidak mengganti air kolam
sama sekali selama masa pemeliharaan lele sangkuriang.
Pasalnya penggantian air akan mengubah kualitas air ideal bagi lele sangkuriang.
11. Bisa dibudidayakan di lahan sempit
Lele sangkuriang sangat mudah di budidayakan di lahan yang sempit
atau terbatas.
12. Dapat menerima berbagai pakan
Lele dikenal sebagai ikan pemakan segala. Dalam
budidaya lele dapat diberikan pakan buatan seperti pelet dan pakan tambahan
seperti ikan rucah, bekicot, hal ini dapat mengurangi biaya produksi (biaya
pakan).
13. Benih mulai mudah diperoleh
Pada awal diperkenalkan kepada masyarakat, benih lele sangkuriang masih sangat sukar di peroleh. Namun seiring
berjalannya waktu, jumlah pembudidaya pembenihan lele sangkuriang relatif bertambah banyak.
14. Teknologi budidaya lele telah dikuasai
masyarakat
15. Dari sisi distribusi dan pemasaran dalam
kondisi hidup
Distribusi
lele hingga di rantai akhir pemasaran senantiasa dalam kondisi hidup, lele
tersaji dalam kualitas prima di meja konsumen.
Keunggulan
lele merupakan berkah bagi peternak, pengusaha dan konsumen.
---------SEKIAN TERIMA KASIH---------
JANGAN LUPA TINGGALKAN KRITIK DAN SARAN YG MEMBANGUN....
Disusun
oleh
Nama : Subandrio
Alamat : Ds. Tunjungrejo – Margoyoso – Pati
Phone/WA: 0823 2340 8162 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar